#1
AKU, DIA DAN LANGIT MALAM
( OLEH RIRIN DWI CAHYANI )
Dengarkan
suara hatiku....
Aku tahu,
cinta tak selamanya memiliki...
Tapi, tak
bisakah kau melihatku?
walaupun
hanya sesaat, tapi tak bisakah kau menatapku?
Apakah tak
ada sedikit hatimu untukku?
Andai aku
mempunyai kekuatan, dalam sekejap kau akan kuhapus dari ingatanku...
Tapi, aku
tak mampu menghapus kenangan ini dari dalam hatiku, otakku, pikiranku..
Aku tak
mampu menghapusnya..
Tak bisakah
kau merasakan lara hatiku ini, yang selalu menantimu...
Hei kau
yang di belakangku.. kau tahu? aku sangat menyukaimu...
Kring...kring...kring.... terdengar
bunyi jam wekerku, itu tandanya aku harus segera bangun dan membereskan tempat
tidur. Yah, aku memang terkenal sebagai anak yang rajin, sopan, dan pendiam,
bahkan aku sering dijuluki ratu bisu. Huh, memang sih, tapi tidak setiap saat
aku diam, saat-saat yang tepat barulah aku berbicara bahkan tertawa karena aku
tipikal orang yang hanya berbicara tentang hal yang penting. Yah, aku jengkel
sih dengan orang yang terlalu cerewet, apalagi orang yang over akting seperti
Nacha dan Achan. Yah, mereka adalah duo over akting. Bagaimana tidak, Nachan
adalah temanku yang telalu hiper aktif dan bahkan terkesan seperti orang gila,
contohnya marah-marah tanpa alasan, ngomel tanpa alasan yang terkesan
berlebihan, sedangkan Achan adalah tipikal orang yang cengeng dan manja tapi,
menurutku dia over akting, bagaimana tidak baru disentuh saja sudah
teriak-teriak, kena marah dikit nangis, pokoknya tak akan ada teriakan bila dia
di kelas bahkan sedetik pun mereka tak bicara dunia serasa mau kiamat.
Ngomong-ngomong perkenalkan namaku, Rikochan Ayu Nugroho biasa dipanggil
Richan. Yah, sekarang aku duduk di bangku SMA tepatnya kelas XI. Tapi ada yang
istimewah lo,.... aku duduk dikelas akselerasi, kelas akselerasi adalah kelas
percepatan yang hanya menempuh sekolah selama 2 tahun, hebatkan aku. Dikelas
kami berjumlah 15 orang dan kurang lebih 5 bulan lagi kami akan lulus dan
berkuliah di berbagai universitas yang terpisah jauh satu dengan yang lainnya.
Sedih juga sih, tapi apa boleh buat. Lucunya kami sudah berjanji akan reunian
suatu hari nanti dan yang lebih lucunya lagi, kami berjanji akan memberikan
undangan pernikahan bila sudah menikah nanti, hahahaha......
Tapi, ada hal yang menyedihkan dari
diriku... CINTAKU bertepuk sebelah tangan. Yah, walau aku belum pernah
menembaknya sih, bagaimana aku mau menembak coba? Aku kan cewek masak aku yang
harus menembak duluan?. Aku sudah menyukainya sejak kurang lebih 3 tahun sejak
kami duduk di bangku SMP. Walaupun dia pernah berpacaran, kau tahu saat aku
ditembak oleh kakak kelasku aku bingung mau diterima atau tidak, awalnya sih
aku menolak tapi setelah aku pikir-pikir mungkin ini adalah jalan yang
diberikan Tuhan untuk aku bisa melupakan dia, akhirnya aku menerima kakak
kelasku. Hubungan kami berjalan hampir 2 bulan atau mungkin 2 bulan lebih, tapi
aku merasa bersalah karena aku tak mencintainya, aku berpacaran dengan kakak
kelasku tapi hatiku tetap untuk dia. Akhirnya aku memutuskan untuk memutuskan
hubunganku dengan kakak kelasku dan kau tahu dia juga putus dengan pacarnya
yang bernama sican. Oh iya, orang yang kutaksir sejak SMP bernama Thoharikun Aji
Pangestu biasa dipanggil Thori, lucu bukan namanya. Entah mengapa aku tak bisa
melupakannya.
Hari ini, ibu Indah memberikan kami
tugas yang cukup berat, yah menari diacara pernikahan keluarganya dan yang
lebih gilanya lagi tinggal 2 hari lagi kami akan tampil di acara pernikahan
itu. Kami menari untuk menyambut pengantin yah, walaupun bukan menari yang
sulit sih tapi metalnya nih yang belum siap, dan sudah diputuskan yang menari
adalah aku, Achan, dan Destantan. Aku perkenalkan sedikit yah, Destantan adalah
orang yang sangat pelit dalam ilmu alias pelit dalam berbagi ilmu, bahkan kami
sekelas sangat membencinya, tapi saat teman sekelasku membulinya aku terkadang
merasa kasihan padanya. Yah, kembali lagi ke topik awal. Kami dilatih oleh ibu
Rena, yah ibu Rena terkesan sangat energik berbeda sekali dengan guru kimia
kami ibu Indah yang terkesan mengantuk. Kami hanya mempunyai waktu latihan
selama satu hari saja, setres bukan belum lagi kami harus melihat medan perang
kami, dan saat kami pergi melihat medan perang, wow!! Perjalanan kami untuk
sampai ke tempat duduk pengantin sangat-sangat jauh, dan belum lagi beratus
pasang mata sudah siap untuk memelototi kami para penari, ya ampun
membayangkannya saja sudah sangat mengerikan, bagaimana kalau beneran nari nih,
aduh aku jadi deg-degan.
“ gimana
nih, aku jadi gugup buanget!! Ya amfun! Gimana nih!”. Ocehan Achan
“ sudahlah,
memang sudah nasib kita begini, mau gimana lagi”. Jawabku dingin
“ ihhh!!
Richan gimana sih! Enggak ekspresif deh!”. Tambah Achan
“ ow, perasaan
kamu yang over akting deh!”. Jawabku ketus
“ oh ya,
waw!”. Balas Achan ketus
“ hmmmm.”.
timpalku
“ sudah
ahh, masak kalian bertengkar sih? Seharusnya kan kita harus bersatu biar nanti
sukses narinya.”. ucap Destantan
“ ya”.
Jawabku kaku
“ sip!
Destantan!”. Balas Achan
Setelah selesai melihat-lihat tempat
menari kami memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing dan memantapkan
gerakan masing-masing. Sekita pukul 3 sore kami sudah berada di kediaman ibu
Rena, untuk siap di dandaninya. Saat didandani banyak yang memujiku lo. Ada
yang bilang rambutku halus, ada juga yang bilang kelopak mataku bagus. Heheheh,
jadi tersanjung.
“ ih,
kelopak matamu bagus deh, ibu Rena lihat kelopak matanya bagus kan?”. Kata
penata rias
“ yah,
memang bagus”. Jawab ibu Rena
Aku hanya bisa tersenyum malu.
Setelah selesai diriasi kami pergi ketempat pernikahan digelar. Ya ampun aku
sangat malu saat bertemu Thoharikun, alfa, rayen, dan teman-teman lainnya
apalagi saat ibu Indah memujiku terus, aku jadi makin malu. Beberapa saat
kemudian pengantin datang dan itu tandanya kami siap untuk menari, untung saja
menari kami berjalan dengan baik, tapi lagunya sudah selesai tariannya belum
selesai. Haahahaha..... kau tahu, alfa dan teman-temannya memperhatikan
tarianku lo, hehehhe. Tiba-tiba matakau, otakku terhipnotis oleh seseorang yang
lewat di depanku. Yah, siapa lagi kalau bukan Toharikun alias thori, kau tahu
dia begitu tampan dengan balutan kemeja kotak-kotak yang dipakainya, sumpah dia
sangat ganteng. Ngomong-ngomong aku pulangnya nanti gimana ya? Kan enggak bawa
motor. Yah, karena pulangnya terlalu malam aku jadi tidak berani pulang naik motor,
semoga Thori yang mengantarku pulang amin. Setelah semua berkumpul kami pun
bercerita, kau tahu alfa terus menggangguku, yah dia adalah salah satu teman
baikku, tampaknya rachel tak datang. Rachel adalah sahabatku yang sudah
kuanggap sebagai kakakku sendiri ( walaupun dia lebih muda dariku), dan
sekarang dia sedang naksir sama rayen. Aku, Rachel, Alfa, Rayen, Alexer, dan Ridho
adalah teman yang sangat dekat. Dan mereka adalah teman dekatnya Thori,
makannya mereka suka menggangguku dengan Thori. Apalagi saat aku bengong
melihat Thori, pasti Alfa selalu bilang “pangeran idamanku” ya ampun bikin malu
ajakan. Tapi, aku senang mempunyai teman seperti mereka. Hehheeh.
“
ngomong-ngomong, nanti kamu pulang sama siapa?”. Tanya Alexer padaku
“ enggak
tahu nih, aku enggak bawa motor. Soalnya takut pulangnya malem banget sih”.
Jawabku
“ iya, aku
juga enggak tahu nih pulang sama siapa, ada yang mau nganter enggak?”. Tanya
Achan
“ wah,
bagus tuh Richan, kamu pulang saja sama Thori, dia kan datang sendirian.
Cieh!”. Ganggu Alfa
“ terus aku
gimana!?”. Tanya Achan bete
“ iya-ya,
kamu sama siapa pulangnya?”. Jawab Alfa bingung
“ ah,
betul. Kamu pulang sama rokun aja, tadi dia juga datang sendirinan. Gimana?”.
Usul Alexer
“ emmm.
Okedeh!”. Jawab Achan
“ Richan,
enak lo naik motor berduaan sama pangeran idaman, cihui!!”. Ganggu Rayen
“ ihh!, kak
Rayen gimana sih. Dia ada disitu tu, malu tahu!”. Jawabku berbisik
“ biarin!
Wuek!”. Jawab Rayen
Setelah selesai menari, kami pergi
kerumahnya ibu Indah dan makan disana, karena bila menunggu acara selesai pasti
akan sampai larut malam. Saat disana kau tahu Thori dan aku sering saling
melirik lo, apakah ini tandanya aku masih ada harapan, atau hanya aku saja yang
merasa ini spesial. Setelah selesai makan Achan seperti biasa berfoto dengan
semua lelaki. Aku juga mau seperti dia, bisa santai dengan thori, andai saja
aku seperti dia. Huh, aku juga mau mempunyai foto berdua dengan Thori. Setelah
selesai berfoto kami memutuskan untuk pulang karena sudah pukul 10 malam. Kau
tahu, itu tandanya aku akan di bonceng olehnya, saat di tempat parkir aku terus
diganggu oleh Alfa dan teman-temannya.
“ Richan,
naiklah. Nanti ditinggal lo. Hahaha!”. Ganggu Alfa
“ ihh!,
lagian Thori juga belum ngeluarin motornya. Nafsu banget sih kamu!”. Jawabku
ketus
“ ahai!,
ada yang malu-malu kucing ni...”. tambah Rayen
“ ihhh!,
kak Rayen gimana sih. Rachel nunggu tuh di rumahnya”. Gangguku
“ wow! Ada
yang mencoba mengalihkan pembicaraan nih”. Tambah Ridho
“ ahhh!,
sudah aku males deh sama kalian”. Jawabku ngambek
“ ada yang
ngambek ni”. Tambah Alexer
“ richan,
ayo naik”. Panggil Thori
“ iiiya,
tunggu bentar. Jawabku terbata-bata
“ cepatlah,
pangeran idaman memanggil”. Tambah Rayen
“ ihhhh!”.
Jawabku
Ya ampun dia memanggilku, hehehhe. Aku dan dia bergoncengan di satu
motor seperti lagu JKT48.
Tanpa
menoleh, kebelakang..
Kebagian
belakang sepeda..
Yang, kita
naiki berdua..
Aku
diam-diam berbisik..
Ah, mungkin
bagi dirimu..
Hanya teman
sekelas saja..
Yang jalan
pulangnya searah..
Keberadaan
yang seperti angin...
Ini adalah salah satu lagu favoritku, dan malam ini hanya ada aku, dia
dan langit malam. Yah, walau di tengah perjalanan kita tak berbicara sepatah
katapun sih, tapi dia sering ngerem motor otomatis aku maju dong, dan
punggungnya dengan bahuku bersentuhan. Seneng deh, ini mungkin akan jadi
kenangan terindah sebelum aku berpisah dengannya, saat kelulusan nanti. Sedih
deh rasanya. Sepertinya dia kedinginan, soalnya dia tidak menggunakan jaket.
Dia hanya menggunakan kemeja tipis kotak-kotak, ditambah lagi tangannya sempat
gemetaran jadi kasihan nih. Gimana nih apa yang harus aku lakukan. Tapi,
omonganku tadi jadi kenyataan ya, saat aku bilang semoga diantar pulang oleh Thori.
Terimakasih Tuhan telah mengabulkan doaku. Ada satu kejadia lucu lo, saat
dibelokan ada lubang besar dan dia tak melihatnya, otomatis kami masuk deh
dilubang itu. Dan tersengar bunyi “beeekk!”. Heeheh. Dia sempat tertawa aku pun
ikut tertawa. Aku selalu bermimpi bisa diantarnya pulang. Soalnya dia sering
mengantar gadis di kelas pulang, alasannya karena mereka sakit. Thori baik
bukan dia mau tuh di suruh-suruh ngantar orang pulang, terkadang aku berfikir
kenapa dia begitu baik. Tapi, di lain sisi aku CEMBURU. Huh, saat dia mengantar
gadis lain, aku selalu berharap dapat diantarnya, dan hari ini tepatnya malam
ini hari senin, 14 Oktober 2013 dia mengantarku pulang. Ah!, aku lupa. Gimana
nih, nanti aku ngomong apa kalau sudah sampai di rumah. Karena terlalu gugup,
tiba-tiba aku berkata.
“ mau pakai
jaket?”. Tanyaku
“ enggak
usah deh”. Jawabnya
“ oh, kalau
gitu makasih yah udah nganter”. Tambahku
“ yo, aku
jalan dulu ya”. Balasnya
“ hmmm”.
Jawabku
Dia menungguku sampai membuka pagar dan memasuki halaman rumah, lalu dia
mengegas motornya dengan sangat kencang dan keren. Hahahha. Tadi waktu nganter
aku pulang dia naiknya pelan-pelan, tapi kok sekarang kencang ya. Huh, enggak
seru deh. Intinya hari ini adalah hari terindah yang aku lewati bersama orang
yang ku sukai. Thohari, kau tahu? Aku sangat menyukaimu apakah kau
merasakannya? Kuharap iya.
Can you
hear my heart calling for yo , loving you?..
But, i
can’t open my heart for anyone to know..
Can you
hear it?...
My heart
keeps waiting there for you...
Waiting for
you to open it...
And hope
you will realize..
SOMEDAY.....
~BERSAMBUNG~