Kamis, 12 Juni 2014

kumpulan cerpen



#1 AKU, DIA DAN LANGIT MALAM


( OLEH RIRIN DWI CAHYANI )

Dengarkan suara hatiku....
Aku tahu, cinta tak selamanya memiliki...
Tapi, tak bisakah kau melihatku?
walaupun hanya sesaat, tapi tak bisakah kau menatapku?
Apakah tak ada sedikit hatimu untukku?
Andai aku mempunyai kekuatan, dalam sekejap kau akan kuhapus dari ingatanku...
Tapi, aku tak mampu menghapus kenangan ini dari dalam hatiku, otakku, pikiranku..
Aku tak mampu menghapusnya..
Tak bisakah kau merasakan lara hatiku ini, yang selalu menantimu...
Hei kau yang di belakangku.. kau tahu? aku sangat menyukaimu...
            Kring...kring...kring.... terdengar bunyi jam wekerku, itu tandanya aku harus segera bangun dan membereskan tempat tidur. Yah, aku memang terkenal sebagai anak yang rajin, sopan, dan pendiam, bahkan aku sering dijuluki ratu bisu. Huh, memang sih, tapi tidak setiap saat aku diam, saat-saat yang tepat barulah aku berbicara bahkan tertawa karena aku tipikal orang yang hanya berbicara tentang hal yang penting. Yah, aku jengkel sih dengan orang yang terlalu cerewet, apalagi orang yang over akting seperti Nacha dan Achan. Yah, mereka adalah duo over akting. Bagaimana tidak, Nachan adalah temanku yang telalu hiper aktif dan bahkan terkesan seperti orang gila, contohnya marah-marah tanpa alasan, ngomel tanpa alasan yang terkesan berlebihan, sedangkan Achan adalah tipikal orang yang cengeng dan manja tapi, menurutku dia over akting, bagaimana tidak baru disentuh saja sudah teriak-teriak, kena marah dikit nangis, pokoknya tak akan ada teriakan bila dia di kelas bahkan sedetik pun mereka tak bicara dunia serasa mau kiamat. Ngomong-ngomong perkenalkan namaku, Rikochan Ayu Nugroho biasa dipanggil Richan. Yah, sekarang aku duduk di bangku SMA tepatnya kelas XI. Tapi ada yang istimewah lo,.... aku duduk dikelas akselerasi, kelas akselerasi adalah kelas percepatan yang hanya menempuh sekolah selama 2 tahun, hebatkan aku. Dikelas kami berjumlah 15 orang dan kurang lebih 5 bulan lagi kami akan lulus dan berkuliah di berbagai universitas yang terpisah jauh satu dengan yang lainnya. Sedih juga sih, tapi apa boleh buat. Lucunya kami sudah berjanji akan reunian suatu hari nanti dan yang lebih lucunya lagi, kami berjanji akan memberikan undangan pernikahan bila sudah menikah nanti, hahahaha......
            Tapi, ada hal yang menyedihkan dari diriku... CINTAKU bertepuk sebelah tangan. Yah, walau aku belum pernah menembaknya sih, bagaimana aku mau menembak coba? Aku kan cewek masak aku yang harus menembak duluan?. Aku sudah menyukainya sejak kurang lebih 3 tahun sejak kami duduk di bangku SMP. Walaupun dia pernah berpacaran, kau tahu saat aku ditembak oleh kakak kelasku aku bingung mau diterima atau tidak, awalnya sih aku menolak tapi setelah aku pikir-pikir mungkin ini adalah jalan yang diberikan Tuhan untuk aku bisa melupakan dia, akhirnya aku menerima kakak kelasku. Hubungan kami berjalan hampir 2 bulan atau mungkin 2 bulan lebih, tapi aku merasa bersalah karena aku tak mencintainya, aku berpacaran dengan kakak kelasku tapi hatiku tetap untuk dia. Akhirnya aku memutuskan untuk memutuskan hubunganku dengan kakak kelasku dan kau tahu dia juga putus dengan pacarnya yang bernama sican. Oh iya, orang yang kutaksir sejak SMP bernama Thoharikun Aji Pangestu biasa dipanggil Thori, lucu bukan namanya. Entah mengapa aku tak bisa melupakannya.
            Hari ini, ibu Indah memberikan kami tugas yang cukup berat, yah menari diacara pernikahan keluarganya dan yang lebih gilanya lagi tinggal 2 hari lagi kami akan tampil di acara pernikahan itu. Kami menari untuk menyambut pengantin yah, walaupun bukan menari yang sulit sih tapi metalnya nih yang belum siap, dan sudah diputuskan yang menari adalah aku, Achan, dan Destantan. Aku perkenalkan sedikit yah, Destantan adalah orang yang sangat pelit dalam ilmu alias pelit dalam berbagi ilmu, bahkan kami sekelas sangat membencinya, tapi saat teman sekelasku membulinya aku terkadang merasa kasihan padanya. Yah, kembali lagi ke topik awal. Kami dilatih oleh ibu Rena, yah ibu Rena terkesan sangat energik berbeda sekali dengan guru kimia kami ibu Indah yang terkesan mengantuk. Kami hanya mempunyai waktu latihan selama satu hari saja, setres bukan belum lagi kami harus melihat medan perang kami, dan saat kami pergi melihat medan perang, wow!! Perjalanan kami untuk sampai ke tempat duduk pengantin sangat-sangat jauh, dan belum lagi beratus pasang mata sudah siap untuk memelototi kami para penari, ya ampun membayangkannya saja sudah sangat mengerikan, bagaimana kalau beneran nari nih, aduh aku jadi deg-degan.
“ gimana nih, aku jadi gugup buanget!! Ya amfun! Gimana nih!”. Ocehan Achan
“ sudahlah, memang sudah nasib kita begini, mau gimana lagi”. Jawabku dingin
“ ihhh!! Richan gimana sih! Enggak ekspresif deh!”. Tambah Achan
“ ow, perasaan kamu yang over akting deh!”. Jawabku ketus
“ oh ya, waw!”. Balas Achan ketus
“ hmmmm.”. timpalku
“ sudah ahh, masak kalian bertengkar sih? Seharusnya kan kita harus bersatu biar nanti sukses narinya.”. ucap Destantan
“ ya”. Jawabku kaku
“ sip! Destantan!”. Balas Achan
            Setelah selesai melihat-lihat tempat menari kami memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing dan memantapkan gerakan masing-masing. Sekita pukul 3 sore kami sudah berada di kediaman ibu Rena, untuk siap di dandaninya. Saat didandani banyak yang memujiku lo. Ada yang bilang rambutku halus, ada juga yang bilang kelopak mataku bagus. Heheheh, jadi tersanjung.
“ ih, kelopak matamu bagus deh, ibu Rena lihat kelopak matanya bagus kan?”. Kata penata rias
“ yah, memang bagus”. Jawab ibu Rena
            Aku hanya bisa tersenyum malu. Setelah selesai diriasi kami pergi ketempat pernikahan digelar. Ya ampun aku sangat malu saat bertemu Thoharikun, alfa, rayen, dan teman-teman lainnya apalagi saat ibu Indah memujiku terus, aku jadi makin malu. Beberapa saat kemudian pengantin datang dan itu tandanya kami siap untuk menari, untung saja menari kami berjalan dengan baik, tapi lagunya sudah selesai tariannya belum selesai. Haahahaha..... kau tahu, alfa dan teman-temannya memperhatikan tarianku lo, hehehhe. Tiba-tiba matakau, otakku terhipnotis oleh seseorang yang lewat di depanku. Yah, siapa lagi kalau bukan Toharikun alias thori, kau tahu dia begitu tampan dengan balutan kemeja kotak-kotak yang dipakainya, sumpah dia sangat ganteng. Ngomong-ngomong aku pulangnya nanti gimana ya? Kan enggak bawa motor. Yah, karena pulangnya terlalu malam aku jadi tidak berani pulang naik motor, semoga Thori yang mengantarku pulang amin. Setelah semua berkumpul kami pun bercerita, kau tahu alfa terus menggangguku, yah dia adalah salah satu teman baikku, tampaknya rachel tak datang. Rachel adalah sahabatku yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri ( walaupun dia lebih muda dariku), dan sekarang dia sedang naksir sama rayen. Aku, Rachel, Alfa, Rayen, Alexer, dan Ridho adalah teman yang sangat dekat. Dan mereka adalah teman dekatnya Thori, makannya mereka suka menggangguku dengan Thori. Apalagi saat aku bengong melihat Thori, pasti Alfa selalu bilang “pangeran idamanku” ya ampun bikin malu ajakan. Tapi, aku senang mempunyai teman seperti mereka. Hehheeh.
“ ngomong-ngomong, nanti kamu pulang sama siapa?”. Tanya Alexer padaku
“ enggak tahu nih, aku enggak bawa motor. Soalnya takut pulangnya malem banget sih”. Jawabku
“ iya, aku juga enggak tahu nih pulang sama siapa, ada yang mau nganter enggak?”. Tanya Achan
“ wah, bagus tuh Richan, kamu pulang saja sama Thori, dia kan datang sendirian. Cieh!”. Ganggu Alfa
“ terus aku gimana!?”. Tanya Achan bete
“ iya-ya, kamu sama siapa pulangnya?”. Jawab Alfa bingung
“ ah, betul. Kamu pulang sama rokun aja, tadi dia juga datang sendirinan. Gimana?”. Usul Alexer
“ emmm. Okedeh!”. Jawab Achan
“ Richan, enak lo naik motor berduaan sama pangeran idaman, cihui!!”. Ganggu Rayen
“ ihh!, kak Rayen gimana sih. Dia ada disitu tu, malu tahu!”. Jawabku berbisik
“ biarin! Wuek!”. Jawab Rayen
            Setelah selesai menari, kami pergi kerumahnya ibu Indah dan makan disana, karena bila menunggu acara selesai pasti akan sampai larut malam. Saat disana kau tahu Thori dan aku sering saling melirik lo, apakah ini tandanya aku masih ada harapan, atau hanya aku saja yang merasa ini spesial. Setelah selesai makan Achan seperti biasa berfoto dengan semua lelaki. Aku juga mau seperti dia, bisa santai dengan thori, andai saja aku seperti dia. Huh, aku juga mau mempunyai foto berdua dengan Thori. Setelah selesai berfoto kami memutuskan untuk pulang karena sudah pukul 10 malam. Kau tahu, itu tandanya aku akan di bonceng olehnya, saat di tempat parkir aku terus diganggu oleh Alfa dan teman-temannya.
“ Richan, naiklah. Nanti ditinggal lo. Hahaha!”. Ganggu Alfa
“ ihh!, lagian Thori juga belum ngeluarin motornya. Nafsu banget sih kamu!”. Jawabku ketus
“ ahai!, ada yang malu-malu kucing ni...”. tambah Rayen
“ ihhh!, kak Rayen gimana sih. Rachel nunggu tuh di rumahnya”. Gangguku
“ wow! Ada yang mencoba mengalihkan pembicaraan nih”. Tambah Ridho
“ ahhh!, sudah aku males deh sama kalian”. Jawabku ngambek
“ ada yang ngambek ni”. Tambah Alexer
“ richan, ayo naik”. Panggil Thori
“ iiiya, tunggu bentar. Jawabku terbata-bata
“ cepatlah, pangeran idaman memanggil”. Tambah Rayen
“ ihhhh!”. Jawabku

Ya ampun dia memanggilku, hehehhe. Aku dan dia bergoncengan di satu motor seperti lagu JKT48.
Tanpa menoleh, kebelakang..
Kebagian belakang sepeda..
Yang, kita naiki berdua..
Aku diam-diam berbisik..
Ah, mungkin bagi dirimu..
Hanya teman sekelas saja..
Yang jalan pulangnya searah..
Keberadaan yang seperti angin...
Ini adalah salah satu lagu favoritku, dan malam ini hanya ada aku, dia dan langit malam. Yah, walau di tengah perjalanan kita tak berbicara sepatah katapun sih, tapi dia sering ngerem motor otomatis aku maju dong, dan punggungnya dengan bahuku bersentuhan. Seneng deh, ini mungkin akan jadi kenangan terindah sebelum aku berpisah dengannya, saat kelulusan nanti. Sedih deh rasanya. Sepertinya dia kedinginan, soalnya dia tidak menggunakan jaket. Dia hanya menggunakan kemeja tipis kotak-kotak, ditambah lagi tangannya sempat gemetaran jadi kasihan nih. Gimana nih apa yang harus aku lakukan. Tapi, omonganku tadi jadi kenyataan ya, saat aku bilang semoga diantar pulang oleh Thori. Terimakasih Tuhan telah mengabulkan doaku. Ada satu kejadia lucu lo, saat dibelokan ada lubang besar dan dia tak melihatnya, otomatis kami masuk deh dilubang itu. Dan tersengar bunyi “beeekk!”. Heeheh. Dia sempat tertawa aku pun ikut tertawa. Aku selalu bermimpi bisa diantarnya pulang. Soalnya dia sering mengantar gadis di kelas pulang, alasannya karena mereka sakit. Thori baik bukan dia mau tuh di suruh-suruh ngantar orang pulang, terkadang aku berfikir kenapa dia begitu baik. Tapi, di lain sisi aku CEMBURU. Huh, saat dia mengantar gadis lain, aku selalu berharap dapat diantarnya, dan hari ini tepatnya malam ini hari senin, 14 Oktober 2013 dia mengantarku pulang. Ah!, aku lupa. Gimana nih, nanti aku ngomong apa kalau sudah sampai di rumah. Karena terlalu gugup, tiba-tiba aku berkata.
“ mau pakai jaket?”. Tanyaku
“ enggak usah deh”. Jawabnya
“ oh, kalau gitu makasih yah udah nganter”. Tambahku
“ yo, aku jalan dulu ya”. Balasnya
“ hmmm”. Jawabku
Dia menungguku sampai membuka pagar dan memasuki halaman rumah, lalu dia mengegas motornya dengan sangat kencang dan keren. Hahahha. Tadi waktu nganter aku pulang dia naiknya pelan-pelan, tapi kok sekarang kencang ya. Huh, enggak seru deh. Intinya hari ini adalah hari terindah yang aku lewati bersama orang yang ku sukai. Thohari, kau tahu? Aku sangat menyukaimu apakah kau merasakannya? Kuharap iya.
Can you hear my heart calling for yo , loving you?..
But, i can’t open my heart for anyone to know..
Can you hear it?...
My heart keeps waiting there for you...
Waiting for you to open it...
And hope you will realize..
SOMEDAY.....

~BERSAMBUNG~





Tidak ada komentar:

Posting Komentar