Farmasi Salah Satu Pahlawa Kesehatan
Kata "Farmasi" sudah tak asing lagi di telingga kita , jika kita mendengar kata itu pasti yang terlintas di pikiran kita adalah Obat-obatan , Farmasi secara umum terutama masyarakat sering mengkaitkan farmasi sebagai salah satu tenaga kesehatan. Namun tidak sesederhana itu, farmasi adalah sebuah bidang besar . Farmasi merupakan kombinasi antara ilmu kesehatan dan ilmu kimia, dimana bidang ini mempunyai tanggung jawab memastikan efektifitas dan penggunaan obat dengan kata lain, farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan - kegiatan di bidang penemuan pengembangan , produksi , penggolahan , peracikan dan distribusi obat . Oleh karena itu , ruang lingkup praktik farmasi mencakup juga praktik farmasi tradisional, seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat. Farmasi juga terkait dengan pelayanan farmasi modern yang berhubungan layanan terhadap pasien (patient care) , di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat dan penyediaan informasi obat. Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.
Sementara , farmasi menurut kamus adalah seni dan ilmu meracik serta menyerahkan atau membagikan obat, bisa dikatakan farmasi ini bidang ke ilmuannya, sedangkan farmasis /apoteker adalah subjek (seseorang) yang meracik dan menyerahkan atau membagikan obat. Tak mudah, bisa kuliah di Fakultas Farmasi atau MIPA di sebuah Perguruan Tinggi. Selain minat, mahasiswa Farmasi juga harus berotak encer, dan tentu saja berkantung tebal. Untuk bisa kuliah di Fakultas Farmasi memang tak mudah. bahkan peminat dari jurusan Farmasi ini pun dari tahun ke tahun selalu meningkat untuk itu bagi yang tidak masuk kedokteran dan masuk Farmasi jangan menyerah karena, Farmasi juga merupakan pahlawan kesehatan. Bagi mahasiswa yang tak bisa diterima di Universitas Negeri, tak ada salahnya memilih perguruan tinggi swasta, yang berkualitas. Saat ini, Indonesia memiliki 67 Perguruan Tinggi negeri dan swasta yang siap mencetak sarjana farmasi dan apoteker. Kualitasnya pun semakin membaik, dan ada 14 Perguruan Tinggi yang sudah terakreditasi A. Profesor Yahdiana Harahap, dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), menjelaskan, dari tahun ke tahun pertumbuhan industri Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia terus meningkat. Tahun lalu, jumlah Perguruan Tinggi penyelenggara pendidikan farmasi hanya sekitar 61 kampus, tapi sekarang sudah bertambah menjadi 67 Perguruan Tinggi. Ini, karena prospek profesi apoteker di Indonesia memang cukup menjanjikan. Sebab, Indonesia memang masih kekurangan profesi apoteker, baik untuk bekerja di Rumah Sakit, industri farmasi maupun sebagai tenaga kesehatan. Terbukti, lulusan farmasi dan apoteker banyak diserap perusahaan-perusahaan farmasi besar baik di dalam maupun luar negeri.
“Kalau di Farmasi UI, masa tunggunya hanya satu bulan. Lantas mereka bekerja di perusahaan farmasi atau sebagai tenaga kesehatan. Bahkan, kalau apoteker, saat mereka praktik di perusahaan saja, sudah dipesan sebelum lulus,” papar Ketua Departemen Farmasi Universitas Indonesia itu.
Secara keseluruhan, Perguruan Tinggi Farmasi memang sudah menyesuaikan standar kurikukulum sesuai dengan standar akreditasi yang ditentukan Pendidikan Nasional dan APTFI yang mewajibkan kurikulum inti sesuai standar APTSI sebanyak 77 SKS. Ini, juga masih ditambah dengan kurikulum sesuai kebijakan kampus masing-masing universitas. Ada kampus-kampus tertentu yang sudah menyelenggarakan standar kompetensi. Bagi Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Program Profesi Apoteker, juga didukung kurikulum sesuai standa Ikatan Apoteker Indonesia. Tujuan supaya para alumni bisa langsung siap pakai. Ilmunya langsung bisa diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan industri farmasi.
Bila dibanding beberapa negara di Asean, jumlah Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia sudah termasuk banyak. Malaysia hanya memiliki satu Perguruan Tinggi Farmasi, Taiwan tujuh kampus, Singapura satu kampus dan Jepang hanya ada dua. Tak heran, banyak mahasiswa dari negara-negara Asean seperti Malaysia, Singapura, Taiwan yang menempuh studi farmasi di beberapa Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia. Apa saja syarat untuk menjadi mahasiswa farmasi? Tentu saja harus lulusan SMU jurusan IPA. Kalau di Universitas negeri, harus lolos tes Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN). Nah, kalau di Universitas swasta tentu saja calon mahasiswa harus mengikuti tes seleksi yang diselenggarakan masing-masing kampus sesuai standar ujian pemerintah maupun ujian mandiri. Beberapa mata pelajaran yang mensupport seleksi antara lain, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, dan ada ujian non-kognitif. Setidaknya, calon mahasiswa harus memiliki nilai tujuh untuk mata pelajaran tersebut. Umumnya, sarjana farmasi dan apoteker bekerja di industri farmasi, dan mereka akan bersentuhan dengan bahan kimia dan obat-obatan. Pekerjaan ini butuh ketelitian, ketekunan dan kesabaran. Pribadi ini pula yang harus dimiliki calon mahasiswa farmasi. Selama menempuh studi, mereka akan banyak hafalan, penelitian dan praktik kerja di industri farmasi. Jadi, harus cerdas, teliti dan sabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar